Wednesday, November 25, 2020

Dark Journalism




Sebuah tulisan yang pernah diupload di chirpstory pada 17 Februari 2018 dengan link https://chirpstory.com/li/382797. Chirpstory akan berakhir di Desember 2020.

Writing Equality in the dark.

Jika ada yang sudah pernah bilang "gue akan habisin lu karena gue kenal sama media", rasanya normal untuk berlatih tersenyum biar saat mati bisa tersenyum.. (Kalimat berikut dilansir dari akun twitter @ceknricek pada postingan di tanggal 17 Februari 2018) "Wartawan diberi hak utk meragukan kebenaran semua informasi sebelum disiarkan; dari mana pun datangnya informasi itu."


Jika ambil contoh lain, Lambeturah itu sesuatu. Selain gosipnya yang super edgy tentunya. Mengingatkan saya pada ulasan dark journalist. Jurnalisme yang hidup di bawah bayang-bayang. Pada titik tertentu, bisa jadi referensi kawan jurnalis.



Gosip adalah cover terideal untuk mengungkap pola. Dark journalist/m ini sangat memancing minat, di kala kondisi belum siap menjadi war jounalist 😁. Dikondisikan? Jangan lah. Piss


Truth is about equality. #darkjounalism healerstory.com/pinocchio/. Saat tak lagi ada cover bothside, jurnalisme adalah propaganda. Saat di kiri dan kanan adalah propaganda, biasanya jurnalis akan sadar ia telah menjadi wartawan perang. Apakah ada bekal untuk jadi wartawan perang?


Walau berjuta data ada di ujung jari, tetaplah kau tak akan tahu isi esok hari. Yang kau tahu hanyalah gambaran tentang isi esok hari. Kalau pun berakhir jadi mafia, tinggal siapa duluan yang punya lubang di kepala.


Perkumpulan anasir yang terbeli struktur terlihat menggapai tepian jembatan. Entah apa yang dicari. Karena negeri ini adalah kuburan terindah untuk pemuja asal. DI balik ruang-ruang redaksi yang sakral, bermacam keinginan berseliweran, keinginan untuk menyampaikan, keinginan untuk dikenal, keinginan untuk menguasai, dan keinginan untuk loncat, entah ke mana, selalu hadir.


Keinginan-keinginan ini akan mengerucut dengan sendirinya, ketika asesment-asesment membenturkan ego asal yang menyebabkan para pengingin harus memilih. Terus maju, atau naik. Saat orang yang dari entah mana asalnya, tiba tiba menantang, "ku kan habisi karena aku orang media", bodrexpun bukan, maka seorang (eks)jurnalis tentunya akan membongkar peta asal. Bongkar sampe bandar yang mengontrol dia, dan membuat dia kejang-kejang saat salah mengerjaakan tugas.


Dan akhirnya cerita itu menjadi dokumen tertulis di pihak yang ingin membaca dalam gelap.




No comments: