Tuesday, March 03, 2009

Kenyamanan dalam Facebook




Beberapa hari ini, entah kenapa, mungkin "Yang Diatas" sedang memberi saya sebuah petunjuk untuk mengembangkan diri saya untuk menjadi lebih "bebas dan nyaman". Kebebasan dalam berpikir, bertindak, dan menerima sinyal-sinyal dari kelima indera yang kita punya, yang berpengaruh langsung pada tingkat kenyamanan kita dalam "menikmati" konten canggih facebook.

Facebook, dengan konten konsep web 2.0 nya, telah menjadi fenomena. Hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja, pengguna facebook telah meningkat lebih dari 50%, dari 20 juta pengguna melonjak menjadi 50 juta pengguna. Konsep web 2.0 memberikan kebebasan dalam pengembangan fitur-fitur dalam sebuah konten web. Dan secara otomatis bertambah pula kompleksitas masalah yang menjadi konsekwensi yang harus kita hadapi.

Kompleksitas yang kita hadapi biasanya berawal dari ketidaksukaan kita pada tingkat interaksi yang kadang terasa terlalu cepat dan terlalu meluas.Dalam settingan maksimal, interaksi yang didukung oleh aplikasi-aplikasi pada facebook, membuat kita bebas "berbuat dan memberikan influence" pada lingkar jaringan yang kita miliki. Namun kitapun bisa memberikan kesan eksklusif pada settingan facebook, hingga kita susah "disentuh" dan susah diajak berinteraksi.Menurut saya,semua settingan itu adalah pilihan kita.

Semakin canggih sebuah alat, seharusnya semakin memudahkan kita. Hal itu juga dalam beberapa kasus, kemudahan yang kita dapatkan menjadi kesusahan bagi orang lain. Ada beberapa hal yang biasanya membuat ketidak nyamanan itu terjadi, misalnya:

- Ketidakmengertian user terhadap aplikasi yang diberikan, wall fungsinya untuk apa, notes berfungsi untuk apa, dan private message pantas digunakan untuk apa. Secara teori komunikasi, ketiga fungsi diatas, memiliki hirarki yang berbeda, dan pengaruh yang berbeda kepada publik.

- Terkadang user memiliki tendensi tertentu dalam berhubungan dengan pihak lain. Tendensi itu bisa baik, bisa juga buruk.

- Pemilihan bahasa, baik langsung maupun tidak langsung, menunjukkan "level interaksi" kita di muka publik. Permainan bahasa pun bisa menjadi sebuah "pertunjukan" tersendiri dalam hubungan berinteraksi kita di facebook.

- Kecanggihan facebook tak hanya sebatas bahasa tulisan, namun juga bahasa gambar. Pada kasus tertentu, tagging dan upload gambar bisa mempengaruhi hubungan interaksi antar user.

Jadi apa yang harus kita lakukan agar merasa nyaman saat berfacebook?

- Pilihlah teman secara bijak. Teman yang "sesungguhnya" biasanya memiliki keterkaitan historis dan psikologis pada kita. Teman secara historis biasanya berdasar pada sejarah kita berinteraksi dengan mereka, pernah satu sekolah, atau sama-sama dalam sebuah lingkungan yang kita kenal. Teman secara psikologis biasanya diliat dari niatan mereka berteman. Apakah ada pesan perkenalan terlebih dahulu? Apakah tiba-tiba add?Adakah mutual friend antara kita dan dia?... Kembali lagi, semua itu pilihan, dengan resikonya masing-masing.

- Gunakan aplikasi secara bijak. Menulis pada wall, status, notes, writes, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda pengaruhnya. Penggunaan aplikasi ini berdampak langsung dengan karakter kita, bisa jadi bila kita suka membuat status ngasal, kita terbaca sebagai orang yang ngasal. Bisa jadi kita memberikan statement pada wall seseorang, kita dicap sebagai seseorang yang kurang bijak atau kurang objektif menilai orang lain, atau bahkan memiliki tendensi tertentu. Dibutuhkan kematangan dalam berkomunikasi, apakah sebuah tulisan itu lebih baik ditulis dalam wall atau private message. Hehehe.. balik lagi.. semua itu pilihan.

- Facebook itu canggih. Dan kita bisa mendapatkan banyak hal dengan facebook. Berapa puluh persen pendukung/pemilih Obama berasal dari facebook. Seperti manusia, facebook pun memiliki potensi, tinggal sejauh mana kita mengolah potensi itu. Atau bisa juga dibilang facebook itu seperti pedang, tajam, namun terserah siapa yang menggunakannya. Apakah dia pendekar ataukah perampok... hehehe...

Selamat menikmati kecanggihan facebook!

form follow force!!!







Ada yang bilang, kota Jakarta hampir tenggelam
Ada yang bilang, kota Jakarta sudah susah untuk dipulihkan
Air tanah semakin habis, air laut semakin menyusup tanah Jakarta


Sebagian desainer perkotaan menyarankan untuk pemisahan fungsi ibukota
Pusat pemerintahan pindah ke kota lain.. Lihat saja kota pemerintahan di luar negeri (Amerika Serikat dan Australia), terpisah antara pusat pemerintahan dan pusat bisnisnya.

...Jakarta terlalu sumpek.. begitulah sebagian analis perkotaan menyimpulkan....


Jakarta dengan bentuk kotanya, isinya, dan fungsinya yang beragam.. semakin susah dipetakan..


....hmm...

Saya ingat zaman masih sering ngulik teori-teori tentang kota.. bahwa kota itu memiliki bentuk, memiliki "needs", memiliki "hasrat", untuk menjadi sesuatu....

kota itu bagai sebuah kumpulan jiwa.. yang saling tarik-menarik.. dan membentuk sesuatu identitas...

sampai saat ini saya masih percaya tulisan D'Arcy Thomson mengemukakan, " bahwa terbentuknya sebuah bentuk (form) merupakan resultan dari kehadiran banyak force yang berada di dalam atau di sekitarnya. Bentuk akan terus ber-evolve dengan beradaptasi dengan force yang ada". (Thompson, 1961: 11)....dari buku: Thompson, D. (1961). On Growth and Form. Cambridge University Press.

... Jangan salahkan siapa siapa jika Jakarta menjadi seperti saat ini...


... Bukan lagi saatnya membicarakan form follow function... karena fungsi adalah sebuah variabel tunggal yang tak memiliki memiliki template bentuk.. apalagi harus diwadahi dalam sebuah keegoisan bentuk.......