Tuesday, April 06, 2010
Puisi Sore Para Urban
Sore
Pinggiran danau jadi coklat
tanda ikan mulai merekat tanah
Saatnya diri yang rapuh mengingat janji
Lihat mega tertunduk salut pada hari
Tabir waktu yang terbuka
Tinggalkan sisa keringat
Semua kini kan jadi dulu...
Kidung Malam (sebuah re-creating yang terbias dari tulisan puisi Alla Noia-Guiseppe Ungeretti) :D
Salamku untuk dunia
yang membawakan cerita
tuk anak kecil tertidur malam
diantara detak detik jam dinding
suara-suara bercerita
kesendirian angin, malam, dan basahnya rerumputan
Hingga terlelap wajah di dalam bingkai kayu tua
menikmati alunan nafas
kini jadi titian mimpi
Terbitlah mimpi, bawalah hati
pada kerangka dunia baru
bernama esok hari
Obat Tidur
Pandangan abu-abuku
jadikan daun sekeras besi tua
kepala terantuk, bisa jadi salam
padaku yang belum mati
Hidup ini tirani
layaknya tersupiri bus malam kebut-kebutan
saatnya kini angkuh
jadi sarapan syaraf kantukku..
Sampai ke Rumah
Jauh aku berlari kencang
dengan tangan mengembang
lewati genangan
lewati terang
dan suara keras benturan batuan
Tak kurasa tanah yang menyekat
hingga rasa kuning pandangan mata
dekat kulit kuningmu
berada di pelukmu
terlelap
Hujan
Bukanlah bebatuan terbawa air bah
Tapi terbawa gunung mendung yang membuat terbelalak
membuat lari dan ucapkan hujatan
hilangkan sombong
tampilkan layu sesaat
Waktu
Seperti bajay dan ojek bertabrakan
di siang hari tempat bertopi dan lapar
terus berputar, hingga terlihat hanyalah gunung, horison, dan dalamnya laut
Kubutuhkan tongkat Musa
yang membuat awan datang membelah panas, memberi sejuk
hilangkan takut akan lintasan terik menimpa
Andai aku tak abai
tak harus aku rasakan gelap hingga ketiduran
hingga bisa rasakan mewah, rasakan sejuk
Berbaring di atas rumput
Mimpikan ilham..
(sedikit berbagi puisi hasil dari sesi clustering and re-creating creative writing.. :D )
Diposkan oleh
Private!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment