Thursday, December 17, 2020

Surat Cinta Untuk Neng Hydra

Untuk meeting perencanaan, semua kembali ke merencanakan diri yang lebih nyaman di 2021. "we're always have time.. because we're attached with it.. so why feel running of time?.. it's only about re-position


Punya hak untuk menciptakan momen adalah salah satu ciri individu merdeka. Dalam ranah perjalanan saya, momen (zone to perform) bisa dicapai dari 3 hal, sinergi data, pola, dan respon (klik gambar untuk memperbesar). Hal itu tak terjadi jika kita dalam posisi tak setara, baik itu karena terikat kesepakatan yang oportunistik, atau sindikatif, atau bisa saja karena kekurangan 3 hal tadi yang menyebabkan kerugian terjadi pada kita. Dan satu hal yang sering sekali terjadi, saat ada dalam sebuah situasi perundungan (bully).

Hmm... untuk bully, akan jadi bab menarik dikaitkan dengan pola sosial di era digital. khususnya di edukasi. udah engage di beberapa kasus terindikasi bully, solusi terbaik= hijrah, atau "putus" saja rantainya.

Pengalaman saya belum ada solusi generik atau yang lebih sopan lainnya si. Oiya, "kebetulan" ini ada obat anti bully, sebuah soundtrack yang gue tulis saat ada di tim yang sedang attach dengan tetua Bajo. Di masyarakat Bajo, edukasi dan perjalanan/melangkah/berproses/journey adalah bagian dari "mengobati"... mengobati diri dan bumi.. sebuah proses yang menghasilkan budaya Iko-Iko, senandung petuah, seperti pupuh dalam budaya Jawa.

Dalam sebuah situasi atau lebih akutnya, kondisi perundungan, hukum jadi berfungsi manipulatif. Tak lagi bisa dijadikan "teknologi" (tools setara) yang bisa membuat sebuah dialektika ataupun transaksi menjadi win-win solution. Kondisi ini seringkali juga menyebabkan pengguna sistem hukum menjadi bagian yang termanipulasi dan terkondisikan untuk tidak punya pilihan.

Ada perbedaan antara sebuah kondisi perundungan dan garis komando. Pada garis komando tetap ada mekanisme akuntabilitas untuk memberi ruang setiap individu merdeka dan punya kesempatan untuk "menjadi" proxy negara. Walaupun momennya akan segmentatif dan hierarkial.

Penegak hukum biasanya sudah melewati proses apapun itu dalam pembentukannya, untuk merasakan batas, sakit, salah, benar, senang, susah, sehingga jika masih melewati batas akuntabilitas rasanya harus dipertanyakan lokasi penyimpanan nuraninya.

Ini saya agak kurang tahu di akhir minggu ini, penggunaan algoritma atau terdesak dedlen buat naekin viewers ya... backstage-admin "K-p**" pada pake algoritma "aroma porn" untuk dapetin viewers.. Ga heran ketika orang mulai terdesak, mereka akan menunjukkan wajah aslinya. Wajah yang ditutupi oleh "masking" yang terprogram.

Hal sama dengan "geng hydra", yang sebentar lagi akan tenar sejagat. Geng ini punya perjalanan panjang di negeri ini. Cenderung mengelola diri sebagai kelompok unggulan, bahkan di beberapa situasi merasa menjadi spesies tersendiri. Tak ada itu bahasa musyawarah. Adanya kontrak. Tak setara. Jangan bahas definisi investasi dan kerjasama bisnis dengan mereka. Adanya adalah utang-piutang. Terlihat cemerlang, terlihat merapat di pusat matahari. Tak lagi menjadi orbit. Seolah matahari adalah mereka. 

Padahal jauh panggang daripada api. "Algoritma" mereka lemah. Ilmu mestakung mereka bermodal social scamming, dan hal mengarah pada social entropy. Jauh dari ilmu adiluhung yang menyatukan setiap ciptaan dengan Pencipta-Nya. 

Di hari-hari terakhir, mereka mendapat salam dan saran dari para penjaga mata angin. Saran buat geng hydra:

1. Kalo nyerang jangan barengan. Norak. Ga kapok kapok taiye. 2. Tiga ilmu tapi bersanad (beradab) lebih baik dari 1000 ilmu tapi dipake membunuh. 1000 ilmu modal ngintip dan bajak konten. Kaga ada adabnye 3. Jadi badut yang fokus. Dandan jangan sampe bocor. Sekali lagi. Norak.


You're not gentle human. You're the catalyst of entropy


Wednesday, December 16, 2020

Dugutil Digitil Dugutil Digitil Dugutil Digitil Dugutil Digitil Dugutil Digitil Dugutil Digitil Digitil Dugutil (Terjemahan: Merundung Kesenyapan Revolusi Digital)

 



Ujub >>> hasud ^ v ^ v bully <<< dengki Siklus di atas bisa dikatakan siklus produktivitas iblis. Bisa juga disebut pemancing entropi bekerja. Tentunya banyak cara entropi untuk menghasilkan produktivitas maksimal. 


> ujub bisa di-amplify dengan group attached/hirarki-organisasi > hasud bisa di-amplify dengan algoritma digital-media-dan digital social > dengki bisa di-amplify dengan engagement by "EO"

> bully bisa di-amplify dengan - corrupt educational system

Jangan salah ini sama sekali bukan sebuah narasi hasud, yang memosisikan diri frontal dengan sesuatu. Ini narasi pembuka, sebuah fenomena sosial digital, yang juga mungkin sedang dihadapi beberapa perusahaan besar yang baru merger + berubah ke digital + berbasis blok data. Salah satu fenomena yang dihadapi adalah bagaimana orientasi perusahaan-perusahaan yang sudah kadung berorientasi pada aktivitas manusia dalam menghadapi revolusi digital, seperti Walt Disney dan Universal Studios, salah satunya.

Hmmm..Wait.. Tulisan ini tidak sedang membahas aspek digital yang menggantikan peran analog, tapi aspek digital keseluruhan secara nilai tukar dan value yang menentukan keterhubungan sosial. Yak, bisa dikatakan social digital, atau digital social, tergantung orientasi aktivitas kita. 

Secara posisi, dalam data, sejatinya tidak ada rivalitas. Bisa saja sebuah rivalitas itu terbentuk lebih karena -untuk mempercepat ritme- seperti pada perusahaan kapitalis yang biasanya menciptakan skema rivalitas untuk "baut terkuat"/ karyawan potensialnya.

Secara pondasi juga tidak ada rivalitas karena berpijak di infrastruktur yang sama. Sama halnya kaya iblis dan manusia, yang rivalitasnya ga pernah diakui manusia. Padahal iblis merasa manusia adalah kasta rendah yang ga pantas jadi rivalnya, hingga ritmenya yang diciptakan pun khas.

Kok jadi ranah teologi gini, Ya bisa saja. Jika menyangkut digital social, maka permainan kesadaran jadi modal utama (maaf link berbayar-namanya juga modal utama :P), permainan algoritma giring menggiring, hasut menghasut, jadi "atmosfer" di sebuah environment perusahaan berbasis digital social.

Jauh sebelum isu Avatar digandeng dengan arah kebijakan Walt Disney, Lucas sudah lama memberi kode bahwa Avatar itu next game dari sebuah ranah social digital yang tidak lagi pure berbasis rivalitas. Rivalitas hanya mempercepat grafik tontonan saja. Intinya adalah siapa yang bisa lebih cepat mengakses layer-layer "ruang simulasi" .

Sebesar apapun perusahaan, walau masuk era digital, kayaknya ga sampe masuk bahasan geopolitik si, termasuk VOC juga si, di dalam pemikiran saya, pengaruh VOC dulu tetap dalam spek penguasaan aset, bukan mengubah manusia menjadi A atau B, di luar skup mereka. Ga tau kalo di era setelah era digital. Di era "senar-senar" gravitasi jadi maenan anak-anak sekripsi. ah sudahlah.

Ga usah terlalu dipikir.




Sunday, December 13, 2020

Bahasa Ibu Bahasa Kalbu



Bumi ini, langit yang di sana, adalah saksi bahwa kenisbian adalah kendara jasad renik untuk mencari asal. Serenik apakah kita di semesta?


 "Untuk sejarah milenium, ilmu pengundang mestakung bisa dibilang tertinggi. Tapi untuk cerita 10 rebu tahunan, ada ilmu lain yang tertinggi. Namanya ilmu eling. Ilmu ketersambungan. Ilmu kesunyian. Jadi kenapa harus ada takut di dalam badan mu yang dipenuhi semesta?"

Kajian kajian socio engineering banyak menempatkan indigenous tribe sebagai sebuah basic point pengumpulan data data terkait momen yang dibentuk oleh kesadaran dan ketersambungan dengan alam. Menempatkan awareness sebagai sebuah konstanta ideal untuk menyikapi kondisi apapun.

Jika dilihat dari referensi indigenous lokal nusantara (istilah nusantara sendiri sebenarnya terlalu "modern" untuk bahasan ini), awareness sangat dekat dengan referensi "eling"

dimana sesuatu gerakan yang terpisah dari kehendak alam sebenarnya tidak akan sustain a.k.a. berakhir dengan kehancuran. Bahasa halusnya penguraian.

Satu kajian lain yang menarik adalah penempatan istilah "tribe" pada hirarki tertinggi untuk kelompok yang memiliki sistem kesadaran kolektif. Tertinggi di atas keluarga. Kausalitas menjadi nisbi. Ketaatan dan trust adalah tools utama.

Entitas kepercayaan yang konstan melakukan proses mengurai, mengurut, menerus, adalah keniscayaan, dan akan berada dalam keheningan karena memang "ada untuk menjaga"

Kalo digambarkan secara bentuk, mungkin bentuknya sudah mirip pulau yang ternyata kura kura di film legend of avatar Aang.

Jadi apa inti tulisan ini... Intinya mirip lah dengan slogan ini "jadi jomblo bukan akhir dunia. yang akhir dunia itu adalah masih jomblo"


nah kan..

Lalu bahasan ilmu luhung tadi mengingatkan saya pada usaha-usaha orang "membangun ibu" untuk ego-ego mereka dengan menciptakan alat pintar yang diharap bisa melindungi dan membesarkan. Tentunya hal ini seperti jomblo yang akhirnya lebih memilih "boneka" pemuas nafsu daripada mencari mertua.

"There's no 'proper/perfect' machine learning until human can make gravity as their vehicle" -Rod, kindergatten native teacher

#imho ada yang salah dengan struktur otak orang yang rasis. Minimal kesalahannya udah agak berbau genetis. Semacam geng hydra yang diawalnya "harus menang. harus superior.apapun caranya", lalu genetiknya berubah. Lalu diturunkan pada generasi selanjutnya. #imho


Eh.. iya.. Saya ga bilang Jawa itu pulau kura kura ala Aang kan ya? Kalo bilang berarti keceplosan :P


Tuesday, December 08, 2020

Kidung Senja 2020



Ada saatnya. Ada momennya. Hybrid species akan mengenal bahasa alam. Bahasa apa adanya, yang membelenggu niat dan membersihkan sejarah.


Saya sebagai orang yang masih memanfaatkan hati agak kurang tahu apakah ada siang di esok hari. Semoga indomie yang kalah enak dengan mie sedap ini bukan pertanda pengakhir cerita sebuah kesepakatan besar.

Desember masih belum habis. Masih punya sisa 3 minggu. Apakah harus dengan kekerasan menyelesaikan 2020 di negeri ini? Para penjaga simpul melonggarkan simpulnya. Pertanda akan ada petunjuk dari angin. Cukup sudah bumi menjaga pijakan.

Hanya pesan untuk lipatan waktu tersisa. Jika tak mau dipimpin, berkaryalah dalam senyap. Jika ingin dipimpin, jangan gunakan terang untuk menyakiti.

Ini waktu untuk bangkit. Buat siapapun. Tapi saya lebih berharap ke jurnalis. Coba jangan terlalu terjajah algoritma itu. Bahasa akan lebih indah saat pikiran tak terjajah. Bukankah itu cita cita yang ingin jadi jurnalis hingga mati?

Dalam operasi, setiap peluru ada harganya. Bahkan setiap langkah dan peluh pasukan ada harganya. Apa arti harga? Daya tukar atas sebuah nilai.

Bijaklah saat bertukar. Jangan beli bedak yang mahal tapi dandan tetap menor kaya ondel-ondel. Ondel ondel menor memang fungsinya. Sebuah focal point budaya yang bergerak di tengah algoritma urban.

Jika ondel-ondel kecil, nyaru, dan mencari celah saat berjalan. itu bukan ondel-ondel. Itu bukan pengingat akan budaya. Sudahlah. Kembali ke peran yang sesuai nurani saja.

Wednesday, December 02, 2020

Geol Geopolitik Desember 2020



Keserakahan bukan lagi jadi pilihan. Semua tentang mengilaukan aset dan merapikan jalan.

Pagi ini sudah cicipi 2 gelas kopi. Mengimbangi suasana hati melihat geolpolitik ternyata kaya api dalam sekam. Pertarungan di Amerika masi kencang. Cina masuk fase baru setelah bisa ambil batu di bulan. Level kefasisan di Eropa meningkat. Dan Burma a.k.a Myanmar lagi pada panen.

Semua dinetralkan oleh berita Jepang yang memborong vaksin pfizer untuk 120 juta jiwa. Dan dibagi gratis untuk warganya. Jepang memang udah siap bergerak cepat. Sangat cepat. Plus jangan lupa, militernya sudah bersenjata aktif.

Saat dunia digital dan energi non fosil berjalan "normal"/jadi wajib di negara pelopornya yang ditargetkan 2022 (eropa kalo ga salah di 2024) , maka penguncian jalur produksi baterai, dalam hal ini rare earth jadi yang harus dikejar di tahun 2021. Itulah kenapa Papua memerah.

Dan negeri ini malah digiring ke drama komedi hitam putih tanpa suara. Jangan sampai juga nanti ditambah dengan drama three stooges. Sebuah usaha untuk menggoyang gerak para pemain dunia rare earth.

Bisa jadi cerita Muria ramai lagi. Tapi biasa lah itu mah pemain lama cari perhatian.

Cerita nuklir akan rame lagi, tapi bukan untuk reaktor listrik, tapi isu untuk mendinginkan dan "merapatkan" gunung-gunung berisi server dengan paket-paket (pack) hematnya. Korea utara dapat rejeki nomplok. Minimal yang kelaparan jadi berkurang. Musuh utamanya bergeser ke Jepang.

Cerita pagi yang padat. kayaknya butuh 1 gelas kopi lagi. Sekian. Selamat menjelang siang.

......

Oiya... yang US printing money yak? Tar.. ini dulu ..India bersama kedele..dan peningkatan IQ rakyat rata rata 5 poin. sekarang aja dah pada jadi CEO. tambah 5 poin jadi apa yak.

Ga tertarik sama berita printing money. Ke sininya memang jadi bakal banyak proyek properti (lagi). Ya asal bukan TKA yang kebagian. Kayaknya bakal ada "printing" yang lain dah. Itu mungkin akan lebih banyak menyangkut dunia creative.


Mengakhiri Masa Lajang Metode Black Box




Sudah saatnya mengawinkan 2 musuh bebuyutan: FFF dan BB


Form follow function adalah metode yang lazim dipake untuk menciptakan sebuah bangunan yang paralel dengan fungsinya. Black box adalah salah satu metode yang belum lazim digunakan (cenderung dihindari), tapi skill yang sangat signifikan dalam penciptaan kondisi dan momen.

Metode blackbox sering diulas di awal awal perkuliahan. Seolah dihindarì karena pertanggungjawaban/objektivitasnya sulit diukur. Namun di sisi lain sangat terkait dengan pemanfaatan collective consciousness: kesadaran kolektif, yang dipelajari di applied psychology .

Secara tak langsung, skill penciptaan momen dan kondisi, penciptaan kesan bersama, bisa didapat dari penciptaan proyek proyek kolektif, yang pada dasarnya outputnya tak akan bisa diukur secara kuantitatif dengan metode form follow function.

Yap. Segitu dulu deh pagi ini. Mau menjalani hidup dulu. Barusan -pas ngetik ini- mah lagi mojok di wc.

Sunday, November 29, 2020

While Collective Consciousness Shines Like a Supernova



Sebuah tulisan yang pernah diupload di chirpstory pada 13 Maret 2020 dengan link https://chirpstory.com/li/484897. Chirpstory akan berakhir di Desember 2020.

 Sebuah kajian tentang kesadaran kolektif.

Apa yang harus dikhawatirkan dari ciptaan Tuhan? Saat Ia bisa mencipta manusia dari tanah. Coba cubit lenganmu. Apakah berdebu? Sama lah seperti saat mencipta air dari cahaya. Apakah air menembus? Apakah masih ragukan ”malaikat” yang mengatur hujan?", said collague from Kalideres.

Saat bicara tentang respon sebuah bangsa, bangsa Indonesia punya karakter eksponensial yang berbeda. "krisis dan situasi genting membuat kita (realnya -kami, karena tak semua dapat pemahaman) pahami lebih dalam konsep trigonometri, logika, dan himpunan matematika. Pahami lebih dalam = tidak lagi ranah fungsional, tapi lebih fundamental: kesadaran. Dulu, permainan fungsi menghasilkan gaya, kekuasaan dan kematian. Kini, permainan kesadaran menghasilkan ketersambungan, kekuatan, dan kehidupan. Iya. artifisial. Masih bisa dimanipulasi. Manipulator = ciri manusia sadar." ujar seorang kolega, pedagang pasar induk + hacker.

"In this life, there are many things more important than football".- Jurgen Klopp

"We're not only works with number. But also with its nest and all of their hidden calculations," seorang sahabat, tak mau disebut nama, sebut saja namanya Pe'A.

That's in normal procedure. (Maybe) it will be different number if it happen in lack of treatment and loose procedure.

Sejauh ini langkah 1 pintu pusat & mitigasi pemprov DKI sudah di koridor. Wajar DKI melakukan mitigasi awal, karakter ibukota alamiahnya begitu. Yang tinggal diatur itu buzzer + pejabat yang anggap dirinya berkekuatan kunfayakun. Satuin aja sama dajjal di pulau terkutuk.

Di matematika, istilahnya mungkin lebih ke definit. Tak macem buzzer tu merasa punya kunfayakun. Tapi tak paham matematika. Jadi tuhan gagal mereka tu. Tuhan asli pandai la bermatematika. Kesal aku tu pun lama lama pada buzzer. Tapi tak sepadan la aku ini apa. Betapa dekatnya matematika, linguistik, dan data. Yang jika bersatu menjadi jurnalisme, atau yang lagi laku, counter narrative journalist.

Lama mencari istilah untuk membuat anak aware dengan matematika. Akhirnya dapat, "permainan kesadaran". Dulu dapat istilah masuk akal untuk matematika dari Guru SMA, Alm. Pak Obos. Menurut beliau, matematika adalah ilmu yang mempelajari pola pikir manusia. Tapi bagi saya masi berlayer.
Saya ga menekan banyak ke anak. Cuma ingatkan dia, harus tetap "sadar" di depan soal matematika. Sejauh ini masi aman. Sampai SD kelas 3 nilai matematikanya masi di kisaran 97-100 skala 100. Masi menikmati kesadaran. Mungkin jika nanti mulai menurun rencananya saya akan masuk bab Tasawuf. Biar belajar makna 0 sekalian. Jangan 50:50 ala buzzer.

Ga nyaman nanti sakaratul mautnya buzzer itu..

Dan esok hari kami - orang tua anak kami- dipanggil Bu Wali kelas, raport midterm, untuk membahas creative tension dan momen yang telah ia buat. Kayaknya emaknya dulu yang maju. Bapaknya ntar aja pas kenaikan kelas, kalo naek, jelasin sistem dinamic ke Bu Guru dalam bentuk poster sebagai kenang kenangan.

Saya percaya anak itu adalah ikhtiar dan doa kita yang berjalan. Cinta yang diletakkan di muka bumi. A priviledge. Jadi bagi yang belum punya anak, jangan bersedih. Tuhan yang langsung meletakkan cinta di hati kalian. Hati punya dimensi tak hingga. It's a specific priviledge.

i always love "several group" of US stakeholders while they took a part independently in "consciousness war" But i think the official still in "transition"

Meantime, blinkblink-nya bikin kepo euy..Berornamen, berima, bergerak beraturan adalah karya RUTIN matematika. Blink blink biasanya si bukan hal rutin. Tapi menarik untuk dicoba jadi cerita.
just like heart.. (unrelated geometric space).

Jadi penasaran untuk wawancara ke subjek yang (pernah) menikmati blink blink tiap hari (7/7). Harus 7/7. 6/7 gak sah. Pertanyaan #1: Bagaimana perasaannya? Untuk kali ini, tentang pertanyaan perasaan ,variabelnya bisa dimasukkan ke variabel kuantitatif

Just #FYI, it's just the 2,5 month of 2020. If we look into the variables, we have good start for something bigger or biggest. Isn't it? (If you know/feel/trace/mapped/profilling what i mean - data that you hold) 😘




Dharma dan Tali Kama



Sebuah tulisan yang pernah diupload di chirpstory pada 24 September 2019 dengan link https://chirpstory.com/li/446657. Chirpstory akan berakhir di Desember 2020.

Sebuah uraian hasil obrolan tentang siklus nilai dan keseimbangan ragawi.

Salah itu jejak dosa. Dosa itu jejak cinta. Sampai sini paham? 😂

Lalu apa itu Amal, atau Karya, atau Dharma? Apakah mereka Ada hubungan dengan cinta? Sepertinya beda alam. Mereka berhubungan dengan siklus nilai. Semakin cepat siklusnya, transfer dari satu essence ke essence lain, semakin Tak (harus) bisa terlihat.

Betapa lebih mudah membelokkan angin tanpa alasan, daripada air dengan tujuan. Kecuali hendak ke tujuan tanpa pijakan. Semua jadi terbalik.


Sebuah diskusi panjang lebar tentang apakah siklus piston harus diketahui dengan dalam, berakhir pada obrolan layang layang nusantara Dan kendara yang harus dirasa hingga bisa sampai tujuan. Salah satu teladan adalah layangan pecukan, contoh nyata semesta itu gemar bercanda.


"Pelajaran tersusah setelah merasakan semesta saat merangkai layangan adalah merangkai Tali kama," ujar rekan diskusi yang diamini bersama.

"Saya bisa tahu karakter supir hanya dari cara dia melirik spion. Ya. Cukup Dua detik saja. Saya tahu kamu wartawan dituntut bisa menembus narasumber dalam 7 detik, Kan? Basiknya sama. Ini hanya tools. Seperti pisau. Netral. Bisa dilatih," ujar Dodi, penjinak ular.

"kalau tidak mau dikatakan Tali karma," ujarnya sambil tertawa

"jika ia terlalu responsif pada dunia, cobalah kembali bermain dengan semesta. Dengan langit, angin, dan cahaya. Cobalah membuat dan menikmati terbangnya layangan," ujarnya. Tapi Saya ga terlalu mengamini.


Karena loading😬

Makna Hidup Dalam Perjalanan (Musafir) Dan Jaga Perbatasan (Arribath)



Sebuah tulisan yang pernah diupload di chirpstory pada 7 September 2019 dengan link https://chirpstory.com/li/443992. Chirpstory akan berakhir di Desember 2020.   

It's lyfe.

"Musafir bukan hanya soal perjalanan. Banyak bekal (tools) yang diperoleh saat musafir, semata-mata bukan hanya untuk mempermudah, tapi juga memperbanyak peluang," - Mang Uko, pedagang pasar induk

"Saat musafir, semesta mendekat. Doa dikabulkan. Keyakinan atas KuasaNya akan membuat semesta mendukung. Setiap pijakan adalah patok menara takdir. "

"Tanya pada saudara dan teman yang hidup di penugasan khusus. Mungkin lebih separuh dari hidup mereka adalah cerita perjalanan, menjadi musafir, atau tugas arribath, menjaga batas di luar batas. Tanya seberapa dekat mereka dengan semesta, yang lebih sering dukung. Jarang tidak"

"Kenyamanan itu hanya candu. Menguatkan sesaat. Sisanya adalah belenggu"

"kata-kata Saya ini mengganggu, untuk yang sudah terikat candu"

Saturday, November 28, 2020

Overperspective and Overdefinition Era



Sebuah tulisan yang pernah diupload di chirpstory pada 21 Juli 2018 dengan link https://chirpstory.com/li/398642. Chirpstory akan berakhir di Desember 2020.   

Just a reflection while embracing questionable news.
If we frequently heard about "overthinking", let's prepared ourself to go through "overperspective and overdefinition" era. Mostly in next 4 or five years.
Why "go through"? Because we are not just only see, but involve in that era. Or we won't have calibration while use measuring tool. Do you have experience in using wide lens while doing photograpy activity? And process the result in High Dynamic Range (HDR), all item/angle that you've been captured? That's a simple picture of feeling in overperspective and overdefinition era.
Just googling with keyword "over hdr picture". And you will see that hdr and wide lens is so correlated in mental model.
So what is the point in "overperspective and overdefinition" era? The point is, you will see that counter narrative, will built their global perspective mind about something that you did not understand before. And stick powerful in your memory. Just like yesterday cave story.
Thank to @elonmusk. Altough Elon built the Tesla , also with counter narrative strategy 😂. But it's make sense.