Governance is about accountability..
Sebuah video dari Gubernur Lemhanas mengurai simpul pergumulan ide di otak saya terkait kondisi governance terkini, khususnya garis komando. Tentunya ini di luar politik dan isu-isu oligarki (dalam kata lain, siapapun pemerintahannya, di Indonesia, pemahaman atas governance menjadi harus mutlak dimiliki). Yak, Governance is about accountability. Akuntabilitas memiliki beberapa pendekatan. Umumnya adalah pencarian dan perjuangan mencapai balance.. (selisih 0 antara masuk dan keluar).. Ada beberapa hal lagi pendekatan lain, kelengkapan detail pencatatan dan keterbukaan alur misalnya, dan beberapa pendekatan lain, yang intinya terus berproses, terus menghasilkan, karena secara neraca akuntabilitas, apa yang TELAH kita hasilkan akan menjadi 0, lalu pencatatan dimulai lagi, terus, dan terus. Ada yang bilang akuntabilitas juga terkait dengan keikhlasan, keikhlasan untuk mengurai hingga detail terkecil. Dalam kajian lain, semakin 0 sebuah energi, semakin dekat ia dengan Asal, Sumber (The Source), semakin terkait ia dengan semesta. Mestakung. Ada yang bilang juga, keberuntungan (Jadi ingat kenapa di budaya Jawa seringkali jika tertimpa kemalangan, selalu diceritakan sisi baiknya, misal: "untung cuma benjol, ga sampai gegar otak". Untung di sini bisa juga disebut "kesolehan sosial").
Apalagi jika harus berproses-berkarya-bergeneratif di jaman kuantum, di jaman semua terhubung, dan sudah bermain di fuzzy logic, fractal.... maka yang tertinggi tetap.. Akuntabilitas cinta.. #tsah
Wait.. bicara tentang cinta dan akuntabilitas.. maka terkait juga dengan bagaimana kualitas kesadaran dan momen emas untuk berkarya bisa tercipta. Bagaimana sebuah proses bisa terus terjadi dengan penuh energi.
No comments:
Post a Comment