Monday, March 24, 2008

It's All About Mindset


Pak Bayu pergi ke kantornya di Sudirman jam 5 pagi tadi..
Mobilnya ditinggalkan di rumah, dan lebih memilih motor untuk menembus kemacetan di perjalanan antara Parung-Sudirman. Pilihan yang berat dikala hujan, namun urgent di saat Pak Bayu harus memenuhi janji dengan klien di pagi hari.

Macet telah diceritakan pada laporan dibawah, yang menceritakan macet yang seperti gurita-gurita lapar dan serakah. Pak Bayu mungkin berhasil dan telah biasa melewatinya...




Saat kita sadar konsekwensi hidup di Kota,maka memilih, memutuskan dan teguh pendirian adalah kemampuan yang harganya mahal..

Tiap detik, tiap menit, dan tiap jam waktu berlalu seperti salesman,,,

memberikan banyak penawaran..

Banyak yang terlewatkan apabila kita tidak mendengar,
banyak yang terlupakan apabila kita tidak melihat,
dan banyak tawaran yang terabaikan bila kita tak punya tujuan.

Waktu yang terbuang akan memberikan pengaruh pada memori kita.
memori lama, akan terbungkus renda-renda kenarsisan diri, apabila tak segera mengisinya dengan memori baru.

Banyak contoh yang terjadi, saat dalam suatu institusi, penghalang terbesar yang dihadapi malah datang dari orang yang paling lama tinggal di situ. Orang orang yang selalu cerita tentang kebanggaan masa lalu. Tak semua orang lama seperti itu, orang-orang yang terus mendapatkan makna hidup biasanya berlaku lebih bijak, berubah dari laskar-laskar siap mati menjadi pengayom yang bijak..

Apa sih yang menyebabkannya.

Betapa orang tidak sadar
semakin lama ia semakin tak percaya lagi dengan informasi dari indera-inderanya.

Padahal dengan indera-indera itulah yang menghubungkannya dengan realita.
Lama hidup sang senior membuat informasi-informasi lama menjadi tumpukan memori di otaknya. Tumpukan itu kadang terangkai kembali menjadi realita-realita semu, yang mensimulasikan sebuah kejadian baru seolah mempunyai solusi dan template yang sama ala memori masa lalunya.
,,menyedihkan...sepertinya cocok juga saya namakan peristiwa ini sebagai VIRTUALMAPPING STIMULATION COMPLEX...(VSC)


tumpukan memori ala subjektivitas semu ini bila terus dibangun akan menyebar akut, seperti kanker yang merusak kemampuan indera-indera pembaca realita kita..

Tak heran..apabila penyakit ini dibiarkan...kemampuan mengolah masalah kita jadi minim, dan menjadi safety zone member forever....yang berfungsi hanyalah syaraf-syaraf tulang belakang dan otak-otak yang mulai overload..karena input masalah-si penyakit VSC-dan solusi semu beraduk-aduk di kepala dan berdenyut kencang...hiduppun laksana robot yang bergerak dengan voltase yang semakin tinggi...hehe


kadang VSC ini seolah digambarkan sebagai Mindset. Padahal ia hanyalah layaknya kumpulan benang kusut yang berbentuk "seperti" otak.

Mindset sendiri tentu adalah sebuah pola berfikir yang terbentuk dari rangkaian solusi akibat benturan keras antara pemikiran dan masalah yang muncul di realita. Tanpa solusi,tak akan lah si otak memiliki mindset yang jelas. Yang ada hanya ketakutan dan phobia yang disebabkan VSC itu...



Berpikir dan bersolusilah sampe tua, agar hidup terus berarti, karena masalah terus berkembang dengan pattern-pattern yang indah ala teori fractal

Tak ada mindset yang salah saat kita merasa mampu mengimbangi masalah...

Pak Bayu, dengan keputusannya, sedikit banyak telah merubah arti kemacetan yang awalnya adalah sebuah suasana yang harus dirasakan, menjadi hanya sekedar info kecil indera penglihatannya saja...Pak Bayu melenggang terus menembus kemacetan kota,dan kemacetan pikiran....

Pak bayu sudah bikin terobosan dengan caranya. Andai yang melakukan ini adalah pemerintah, penguasa, atau apapun itu yang menguasai sistem lalu lintas negri ini. Dengan segala kekuatannya, bisa menerobos kebuntuan yang dirasakan rakyat jelata....


fiuhh,....akhirnya berani juga saya menulis tulisan gila ini...maju terus urbanistis!

============
Akhirnya ketemu juga tulisan yang sedikit banyak seirama dengan tulisan ini:
Dari buku Pelatihan Shalat Khusu' Karya Ustadz Abu Sangkan, hal 39:
Memorisasi dianggap sebagai sebuah produk utama yang akan menunjang keberhasilan seseorang di masa depan. Ini sudah menjadi semacam hukum tak tertulis di masyarakat. Padahal memorisasi adalah sebuah produk mental dengan kadar yang terendah dan terhitung primitf.
Itulah yang menurut Dr. Hidayat Nataatmaja sebagai penyakit cyber yang menjadikan pikiran manusia modern berubah menjadi pikiran mekanis dan digital (syariat termasuk kategori ini). Bahkan disebut sebagai HIV dan AIDS di dunia inteligensi/pikiran Inteligensi manusia bisa lenyap karena virus itu, sehingga intelligence nya mati dan diganti dengan artificial intelligence, rational intelligence, yang tidak lait daripada digital intelligence. Orang seperti ini mati perasaannya, tidak memiliki kehalusan budi, rasa cintanya punah dan penampilannya kaku karena pikirannya ditimbang dengan hukum hukum positif saja.

1 comment:

Franka SoeriaNatanegara said...

Hmmm.. jek.. ngeri juga kalau gue sampe ketularan berpikir dg template yang sama ala memori masa lalu. Lalu hidup kayak robot yg terprogram... Makanya gue punya prinsip, kita mesti terus merawat sisi anak kecil dalam diri kita..
The child within our heart...(sekali-kali bertindak bego-bego dikit bakal mengingatkan kita kalau it's okay to be unperfect) Karena hanya dengan itulah kita bisa hidup lebih hidup... Ahh.. kehidupan dewasa memang membosankan... semoga kita juga enggak tumbuh menjadi manusia-manusia dewasa yg membosankan.. Manusia template.. Manusia oldschool... wakakakak