Friday, January 14, 2022

Konstelasi Tensi




Creative tension dibuat untuk mengenal batas maksimal satu sama lain. Lalu dengan mengenal satu sama lain bisa didapatkan momen shifting untuk melahirkan trust satu sama lain.

Tension bahasa gampangnya adalah "tarikan". Kalo di layangan bisa membuat batang bambu di layangan lebih mencapai top strength-nya dalam menahan angin, lalu layangannya mengonstelasikan maksimal gesture-nya dalam mencapai performa menunggangi angin.

Kalo dalam sebuah cerita, tension diperlukan untuk membalikkan dan memperjelas alur dari sebuah benang merah cerita. Karakter setiap penyusun cerita akan terlihat top performa (kesadaran)-nya pada saat terjadi tension.


Lalu karakter kebalikan dari tension adalah loose, atau ulur kalo pada permainan layangan. Di sini performa berbasis alam bawah sadar yang cenderung ditampakkan.

Performa berbasis alam bawah sadar didapat dari cycle /jam terbang yang panjang. Kalo di tasauf dikenal dengan proses riyadhoh, atau terus mengulang hingga pahami batas, atau mindfulness kalo dalam term kekinian. Proses ini juga salah satu cara dapatkan kesadaran tertinggi.


Cara lain untuk dapatkan kesadaran tertinggi (anggaplah berbasis teori kesadaran Dr. Hawkins) juga bisa dengan melatih konstelasi gesture, respon, panca indera, mimik, secara kolektif dan terus menerus dalam circle kecil. Circle kecil ini dalam fase tertentu bermetamorfosa menjadi circle of trust.


Trust itu kalo dianalogikan bisa sama dengan akumulasi energi, bisa digambarkan pembentukannya dalam sebuah momen. Trust ini cenderung sifatnya tidak berangsur, proses menujunya iya, trust-nya sendiri lebih dalam bentuk shifting moment.. moment of trust.



Energi trust ini bisa 4 sampai 5 dimensional. Memengaruhi ruang, waktu, diri dalam, diri eksterior, dan orang lain, untuk bergerak mengisi dimensi bersama. Mirip dengan "cinta", tapi cinta bukan lahir dari proses yang sifatnya bisa berdarah-darah seperti trust.


Kalo di ilmu qolbu jelasinnya lebih mudah, kalo trust lahir dari zona nafs dan aqliyah (akal), kalo cinta lahir dari zona qolbu dan ruh... sifatnya interdimensional. Tidak meruang, tapi seperti cahaya yang memancar, dan air yang ada di mata air. 


Ketika kita bicara cinta, idealnya bukan lagi cerita tentang wadah.

No comments: