Monday, February 13, 2023

Simpul-Simpul yang Terlepas

 


Semua ada waktunya. Semua bergerak. Semua akan berkumpul…”

Sebagai manusia bebas, kita bisa berkehendak dan memiliki arah gerak di setiap detiknya. Jika ada yang mencatat arah gerak kita di tiap detik, di tiap harinya, di tiap simpul-simpul waktu, maka akan terlihat gambaran yang semakin sering diamati, akan semakin mudah untuk dikenali. Bahkan bisa dikenali dalam waktu singkat sekalipun.

Itulah sedikit gambaran tentang simpul-simpul kesadaran dan dalam bentuk kolektif berupa simpul simpul momen. Dalam sebuah perbincangan intens di Bali, seorang rekan mengatakan bahwa setiap perbedaan adalah indikasi dari sebuah gambaran yang lebih  besar. Atau dalam bahasa lain, setiap simpul yang berbeda dalam wadah tertutup—terkait akan berinduk pada simpul pengontrol yang sama. Dalam konteks lain, simpul juga merupakan wadah, yang memudahkan kita untuk mengingat secara lebih fotografis (memiliki bentuk dan catatan waktu) tentang momen momen yang terjadi.

Area Kontrol

Apapun yang terjadi dalam sebuah momen biasanya memiliki dua macam karakterisitik, yaitu momen yang terkontrol dan di luar kontrol. “Semakin banyak orang yang melakukan sesuatu di luar area kontrolnya jadi pertanda kuat terjadinya entropi sosial di tempat itu,” ujar seorang rekan sambil menikmati lamb steak di sebuah resto di pinggir pantai Sanur.

Entropi dari perspektif fisikawan Rudolf Clausius adalah besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Dalam perkembangannya istilah entropi ini juga digunakan dalam terms keilmuan sosial dan rekayasa sosial (socio engineering). Secara sederhana, entropi memiliki pengertian sebuah kondisi sosial dimana kohesi sosial (pemecahan, pemutusan, polarisasi) terjadi lebih sering dalam sebuah kelompok berbasis trust dan intensi  yang sama.

Baik dan Buruk

Setiap perubahan dalam kelompok berbasis intensi sama akan memperkaya data. Belum tentu dengan cerita. Perubahan yang baik tentunya terindikasi dari terbentuknya data menjadi cerita. Perubahan fundamental adalah ketika data berubah menjadi cerita yang menggambarkan alur dan wadah yang bertumbuh. Cerita para penghuni sebuah pemahaman yang terhubung lebih erat, berkumpul lebih rapat. Seringkali perubahan adalah cara untuk memperkaya data, cerita, dan kesempatan. 

Perubahan tak selalu buruk. Entropi tak selalu menghancurkan. Baik dan buruk tidak terkait dengan kohesi dan adesi di sebuah wadah sosial. Baik  dan buruk lebih ke persoalan ritme dan kemampuan memelihara dan berdansa di area kontrol. Baik dan buruk lebih ke suasana di pesta dansa, apakah kita sedang menikmati gerak di lantai dansa, atau menikmati susunan rangkaian acara sekitar dari atas balkon. 

 




No comments: