Thursday, April 27, 2017

Penyadapan, Harus (?)



Dalam ajaran Islam, setiap manusia dicatat amalnya oleh malaikat Munkar dan Nakir. Secara pendekatan  analogis, penggambaran Munkar dan Nakir memenggambarkan pentingnya pencatatan dari setiap amal yang dilakukan. Manfaatnya tentu bukan hanya untuk penentuan vonis surga-neraka. Tapi pencatatan adalah sebuah proses menuju akuntabilitas. Keseimbangan dalam niat, laku, dan manfaat.

"Pencatatan" Ilahi via "makhluk berbahan dasar cahaya" tentulah bisa jadi bukan seperti yang seperti alam pikir manusia bayangkan. Bahwa setiap makhluk akan meninggalkan jejaknya di tiap detik. Baik itu jejak karbon, peluruhan massa, dan konekstivitasnya dengan semesta. Apakah jejak itu menghasilkan manfaat, turbulense, ataukah bahkan kerusakan?

Lalu apakah setiap manusia harus merekam/mencatat? Dalam kapasitas pembuktian dan akuntabilitas: iya. Tapi pada dasarnya "trust/sistem kepercayaan" bisa menjadikan fase berankuntabilitas menjadi lebih pendek. Bisa menjadi short cut.

Betapa indahnya manusia yang bertakwa, yang telah dijanjikan oleh Tuhan rejeki yang tak diduga dan dilancarkan hisabnya di dunia - akhirat.