Sunday, March 22, 2009

Revolusi Ide.. sebuah pra dogma





Hidup itu adalah rasa syukur.. yang terikat waktu…

Begitulah mungkin intro yang tepat untuk cerita dibawah ini. Cerita tentang berharganya diri kita, lingkungan kita, dan waktu kita...

Apakah ada yang memperhatikan, bila kita mau, waktu membuat kita berpikir lebih luas, lebih kompleks dan lebih sistematis? Padahal, pemikiran itu hanya berasal dari satu ide.. seperti bola salju..meluncur dari puncak bukit kontemplasi kita.. lalu memantul dan membentur dinding-dinding realita di bawahnya. Bola itu semakin membesar dengan gulungan-gulungan realita, yang siap menerjang realita lain yang menghalang....dan akhirnya sang penghalang pun mengikuti bulatan dan putaran bola salju besar itu...

Bola salju besar itu, bila kita lihat hanyalah ide yang terbungkus oleh logika realita. Logika-logika itu terikat dalam sebuah sistem. Sistem bola. Yang siap punya kemampuan berputar, bahkan merusak. Perputarannya adalah sebuah proses revolusi, yang bisa menggulung apa saja, siapa saja, kapan saja, selama masih berada di lereng miring yang dilewatinya. Revolusi akan berhenti, ketika ada keseimbangan, lahan datar, yaitu ketika nilai kebutuhan (baik individu maupun kelompok) telah sesuai dengan nilai produksi (individu atau pun kelompok).

Judul note ini memang revolusi ide. revolusi, karena revolusi adalah sebuah pembentukan sistem, pergerakan/putaran yang membesarkan arti realita. Ide, karena kini point ide lah yang bisa dijadikan bibit “bola salju” itu. Dahulu kita pernah mengalami revolusi perdagangan, revolusi industri, revolusi energi, revolusi informasi… hingga semua itu berlabuh pada bidang datar yang bernama dunia tanpa jarak. Hanya waktu yang memberikan perbedaan di dunia ini. Keseimbangan muncul ketika kita berbicara masalah akses informasi, akses barang, akses mesin industri. Siapa yang masih benar-benar masih tak bisa menjangkaunya diluar kendala modal?


Ketika semua sistem kehidupan sudah saling terhubung, seolah tanpa jarak, maka yang kita tunggu adalah, apakah ada ketidak seimbangan lain yang akan terjadi?.. maka bila itu terjadi, tak usah menunggu.. bola salju pasti akan meluncur….






Sistem kehidupan ini tersusun tidak sendirinya.. Butuh waktu ratusan, bahkan ribuan tahun hingga akhirnya kita sampai ke masa semua serba “dekat” ini.

Terbentuknya sistem ini tak lepas dari adanya pergerakan revolusi, atau jika dianalogikan seperti adanya bola yang meluncur deras, yang membenturkan realita, hingga akhirnya membentuk sistem-sistem kehidupan yang ada. Semua membutuhkan logika, logika berdasarkan system yang telah ada…

Mengingat-ingat lagi…

Revolusi Perdagangan membuat negara harus menstrukturisasi sistem di negerinya agar mampu melakukan perdagangan antar benua, hingga akhirnya harus mengkolonisasi negeri-negeri yang tak “mampu” mengimbangi "tren" kolonisasi yang terjadi.

Revolusi Industri membuat negara-negara harus menstrukturisasi sistem Industrinya, hingga mampu mengimbangi pertumbuhan produksi dan cepatnya distribusi barang melalui jalur perdagangan. Revolusi ini menciptakan negara-negara produsen, dan Negara-negara yang ditakdirkan jadi konsumen sejati.

Revolusi Energi muncul akibat munculnya ketidakseimbangan penggunaan bahan bakar. Baik akibat industri, perang, maupun akibat kebutuhan penggunaan energi untuk penunjang kehidupan.revolusi energi terkait langsung dengan revolusi sebelumnya dan revolusi setelahnya (seperti yang akan diutarakan di bawah)…

Revolusi informasi muncul ketika ketidakseimbangan kebutuhan hidup dengan sarana tertentu, tidak diimbangi dengan informasi cara menggunakannya.. maka timbullah “mata air-mata air” yang memberikan solusi atas dahaga informasi itu. Dalam perkembangannya, siapapun yang bisa mengelola sumber informasi itu “hampir” bisa melakukan segalanya. Dari permainan politik, permainan bisnis, bahkan bisa membentuk sebuah kolonisasi baru berbentuk serbuan-serbuan gaya hidup. Gaya hidup baru ini membentuk sebuah industri baru, dan “mungkin” saja jiwa-jiwa baru. Yang lebih individualistis, namun lebih mudah diatur, seperti buih.

..Mencoba berhenti sejenak….

Semua elemen kehidupan kini lebih mudah diraih, dan lebih mudah digali pesan-pesan apa saja, skenario apa saja yang akan dimainkan oleh para pemegang saham skema revolusi.

Dalam kelengkapan sarana, pasti ada yang tidak lengkap.. Ini bila melihat dari teori keseimbangan. Apa yang menjadi kekurangan kita di masa semua serba lengkap dan serba dekat ini?...

Hari ini waktu berputar terasa lebih cepat, karena setiap detik seolah mengirim maknanya tersendiri. Yang harus kita tangkap adalah, semakin orang yang tak kuasa menangkap makna-makna dari setiap detik waktu yang berjalan. Banyak orang yang overload, banyak orang yang nge-hang, bahasa kasarnya, banyak orang yang susah karena perbuatannya sendiri.

Yang dibutuhkan saat ini adalah.. ide..

Ide membuat makna yang terkandung di alam bisa jadi lebih terolah. Betapa dahsyat jadinya bila setiap detik waktu kita memiliki rencana yang terkait kuat dengan realita? Sehingga setiap langkah kita memiliki jejak yang kuat dalam kehidupan sosial kita? Kehidupan pekerjaan kita?..

Akan datang masanya, saat ide menguasai dunia. Dunia hanya membutuhkan ide untuk bisa berjalan, karena semua sudah ada. Karena semua elemen sudah sempurna.

Di masa revolusi ide, Setiap orang butuh ide yang matang, walaupun ia harus membeli. Setiap orang akan berlomba-lomba mendapatkan ide/skema dasar untuk menjalankan hidupnya. Para penggagas sistem adalah orang-orang yang kaya.. dan mampu memanipulasi elemen dan sarana yang ada. Sistem ada, karena ada bank ide. Dan ide itu layak untuk dihargai.



Bila melihat Malaysia, yang sibuk mematenkan karya-karya lokalitas, maka kita telah melihat contoh Negara yang mulai menyusun strategi, positioning dalam persaingan revolusi ide. Jangan salah, nantinya setiap pattern sesuatu hal yang berhubungan dengan ide lokalitas yang telah dipatenkan Malaysia, kita harus mendapat izin dari mereka. Menjajah mulai sekarang, itulah mungkin yang mereka kerjakan sekarang. Betapa mengerikan dan menggelikan bila itu terjadi..hehe

Saya semakin yakin bahwa revolusi ide akan datang lebih cepat, ketika CD bajakan Inul membuat Inul jadi sangat popular. Kenapa? Karena yang tampil disini adalah industri ide. Ide geol, yang sebenarnya tidak penting-penting amat, telah berhasil didistribusikan secara tidak langsung oleh sistem pasar yang spontan, ke masyarakat luas. Inul pun jadi kaya, itu sudah pasti….


Saya semakin miris dengan nasib artis/khususnya musisi, yang beberapa kurang abai atas ide bermusik mereka. Sibuk membela diri dengan semboyan jangan beli bajakan. Padahal, mekanisme pasar tidak peduli. Mekanisme pasar hanya melihat, sesuatu bisa lebih murah, itulah yang mereka dapatkan. Dalam system banyaknya peredaran CD bajakan sekarang, apakah artis masih bisa kaya? Saya jawab dengan pasti, Bisa!
Kemampuan artis bermusik dan kemampuan daya sebar CD/kaset adalah dua hal yang jauh berbeda. Apakah musisi sadar bahwa mereka telah menggadaikan nilai idenya dalam bentuk kaset? Apakah mereka tidak bercermin, bahwa penggemar mereka lebih menunggu kejutan ide perform mereka di panggung?...
Hmm.. perlu diingat.. dalam membaca wacana revolusi, unsur hati dan moral adalah sebuah “aksesoris” yang sifatnya sangat subjektif.

Saya tertawa terpingkal-pingkal, bila artis menggadaikan performa mereka dalam sebuah penampilan lypsinc. Padahal pertunjukan musik adalah sebuah nilai mahal, sebuah hal yang sepatutnya dibayar mahal untuk kepentingan mereka. Setiap detik mereka mengeluarkan ide dan kemampuan. CD asli itu akan berharga sebagai merchandise saat penggemar puas dengan pengalaman mereka. Dan saya pun akan dan harus mencari CD asli, saat puas menonton performa mereka.Kini jaman berbalik, namun itulah hal yang paling logis yang bisa terjadi. Untuk ide ini, saya berharap label berfikir lebih besar, pikirkanlah pembentukan “image” sang musisi, hingga dengan performa langsunglah sebuah image bisa menjadi tolok ukur. Image kini adalah sebuah hal yang sudah layak di”manage” dan di kelola dalam unsur bisnis. Hingga Tak hanya melulu berkutat di jualan “kaset”.


Bisnis pertunjukan semakin berkembang, dan hal itu membuka ruang untuk para music engineer, lighting engineer,dan musisi profesional musician mengembangkan kemampuan “menggedor” hati penggemarnya. Musik adalah interaksi.. dan interaksi adalah obat hati yang autis.. Untuk hal ini saya bisa berkata: “Lypsinc adalah korupsi”



Ada pertanyaan muncul saat saya memikirkan revolusi ide ini, bila revolusi ide baru terjadi kali ini, apakah (lalu) Michael Angelo lahir di masa yang salah? Saya rasa tidak, karena di setiap kondisi tertentu pasti terjadi anomali. Di setiap masa akan muncul orang-orang yang seolah hidup tidak dimasanya, namun mungkin akan menjadi “trigger”…Karena Tuhan / sistem utama alam telah mengatur, tidak akan ada yang benar-benar seimbang, kecuali inti (jika itu di atom). Bahkan inti pun memiliki pasangannya sendiri… Seperti air, dalam suhu tertentu, memiliki kondisi tertentu….


Setiap masa menghasilkan cerita dan kejadian. Cerita itu bisa saja terbungkus kenangan indah atau pahit, tergantung posisi dan cara kita menyikapinya. Tapi di balik kisah-kisah itu, kejadian adalah rentetan pelajaran berharga, bahwa keseimbangan dan ketidakseimbangan adalah permainan Tuhan diputaran waktu yang dibuatnya..jadi.. sante aja.. selalu berfikir besar saat bermimpi dan,..selalu realistis saat melangkah…get your best position in any condition…

Tuesday, March 03, 2009

Kenyamanan dalam Facebook




Beberapa hari ini, entah kenapa, mungkin "Yang Diatas" sedang memberi saya sebuah petunjuk untuk mengembangkan diri saya untuk menjadi lebih "bebas dan nyaman". Kebebasan dalam berpikir, bertindak, dan menerima sinyal-sinyal dari kelima indera yang kita punya, yang berpengaruh langsung pada tingkat kenyamanan kita dalam "menikmati" konten canggih facebook.

Facebook, dengan konten konsep web 2.0 nya, telah menjadi fenomena. Hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja, pengguna facebook telah meningkat lebih dari 50%, dari 20 juta pengguna melonjak menjadi 50 juta pengguna. Konsep web 2.0 memberikan kebebasan dalam pengembangan fitur-fitur dalam sebuah konten web. Dan secara otomatis bertambah pula kompleksitas masalah yang menjadi konsekwensi yang harus kita hadapi.

Kompleksitas yang kita hadapi biasanya berawal dari ketidaksukaan kita pada tingkat interaksi yang kadang terasa terlalu cepat dan terlalu meluas.Dalam settingan maksimal, interaksi yang didukung oleh aplikasi-aplikasi pada facebook, membuat kita bebas "berbuat dan memberikan influence" pada lingkar jaringan yang kita miliki. Namun kitapun bisa memberikan kesan eksklusif pada settingan facebook, hingga kita susah "disentuh" dan susah diajak berinteraksi.Menurut saya,semua settingan itu adalah pilihan kita.

Semakin canggih sebuah alat, seharusnya semakin memudahkan kita. Hal itu juga dalam beberapa kasus, kemudahan yang kita dapatkan menjadi kesusahan bagi orang lain. Ada beberapa hal yang biasanya membuat ketidak nyamanan itu terjadi, misalnya:

- Ketidakmengertian user terhadap aplikasi yang diberikan, wall fungsinya untuk apa, notes berfungsi untuk apa, dan private message pantas digunakan untuk apa. Secara teori komunikasi, ketiga fungsi diatas, memiliki hirarki yang berbeda, dan pengaruh yang berbeda kepada publik.

- Terkadang user memiliki tendensi tertentu dalam berhubungan dengan pihak lain. Tendensi itu bisa baik, bisa juga buruk.

- Pemilihan bahasa, baik langsung maupun tidak langsung, menunjukkan "level interaksi" kita di muka publik. Permainan bahasa pun bisa menjadi sebuah "pertunjukan" tersendiri dalam hubungan berinteraksi kita di facebook.

- Kecanggihan facebook tak hanya sebatas bahasa tulisan, namun juga bahasa gambar. Pada kasus tertentu, tagging dan upload gambar bisa mempengaruhi hubungan interaksi antar user.

Jadi apa yang harus kita lakukan agar merasa nyaman saat berfacebook?

- Pilihlah teman secara bijak. Teman yang "sesungguhnya" biasanya memiliki keterkaitan historis dan psikologis pada kita. Teman secara historis biasanya berdasar pada sejarah kita berinteraksi dengan mereka, pernah satu sekolah, atau sama-sama dalam sebuah lingkungan yang kita kenal. Teman secara psikologis biasanya diliat dari niatan mereka berteman. Apakah ada pesan perkenalan terlebih dahulu? Apakah tiba-tiba add?Adakah mutual friend antara kita dan dia?... Kembali lagi, semua itu pilihan, dengan resikonya masing-masing.

- Gunakan aplikasi secara bijak. Menulis pada wall, status, notes, writes, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda pengaruhnya. Penggunaan aplikasi ini berdampak langsung dengan karakter kita, bisa jadi bila kita suka membuat status ngasal, kita terbaca sebagai orang yang ngasal. Bisa jadi kita memberikan statement pada wall seseorang, kita dicap sebagai seseorang yang kurang bijak atau kurang objektif menilai orang lain, atau bahkan memiliki tendensi tertentu. Dibutuhkan kematangan dalam berkomunikasi, apakah sebuah tulisan itu lebih baik ditulis dalam wall atau private message. Hehehe.. balik lagi.. semua itu pilihan.

- Facebook itu canggih. Dan kita bisa mendapatkan banyak hal dengan facebook. Berapa puluh persen pendukung/pemilih Obama berasal dari facebook. Seperti manusia, facebook pun memiliki potensi, tinggal sejauh mana kita mengolah potensi itu. Atau bisa juga dibilang facebook itu seperti pedang, tajam, namun terserah siapa yang menggunakannya. Apakah dia pendekar ataukah perampok... hehehe...

Selamat menikmati kecanggihan facebook!

form follow force!!!







Ada yang bilang, kota Jakarta hampir tenggelam
Ada yang bilang, kota Jakarta sudah susah untuk dipulihkan
Air tanah semakin habis, air laut semakin menyusup tanah Jakarta


Sebagian desainer perkotaan menyarankan untuk pemisahan fungsi ibukota
Pusat pemerintahan pindah ke kota lain.. Lihat saja kota pemerintahan di luar negeri (Amerika Serikat dan Australia), terpisah antara pusat pemerintahan dan pusat bisnisnya.

...Jakarta terlalu sumpek.. begitulah sebagian analis perkotaan menyimpulkan....


Jakarta dengan bentuk kotanya, isinya, dan fungsinya yang beragam.. semakin susah dipetakan..


....hmm...

Saya ingat zaman masih sering ngulik teori-teori tentang kota.. bahwa kota itu memiliki bentuk, memiliki "needs", memiliki "hasrat", untuk menjadi sesuatu....

kota itu bagai sebuah kumpulan jiwa.. yang saling tarik-menarik.. dan membentuk sesuatu identitas...

sampai saat ini saya masih percaya tulisan D'Arcy Thomson mengemukakan, " bahwa terbentuknya sebuah bentuk (form) merupakan resultan dari kehadiran banyak force yang berada di dalam atau di sekitarnya. Bentuk akan terus ber-evolve dengan beradaptasi dengan force yang ada". (Thompson, 1961: 11)....dari buku: Thompson, D. (1961). On Growth and Form. Cambridge University Press.

... Jangan salahkan siapa siapa jika Jakarta menjadi seperti saat ini...


... Bukan lagi saatnya membicarakan form follow function... karena fungsi adalah sebuah variabel tunggal yang tak memiliki memiliki template bentuk.. apalagi harus diwadahi dalam sebuah keegoisan bentuk.......