Sunday, November 25, 2012

Mulutmu, Klaksonmu?



Pagi-pagi, saya sudah mendengar berita Munarman dipukuli gara-gara menglakson berlebihan di jalan raya. Bagi saya ini adalah berita ironi, antara rasa ingin tertawa, dan prihatin  (kebetulan rasa prihatin ini sudah mulai kebal karena dilatih oleh berita-berita kekerasan yang spartan di media lokal kita).

Rasa ingin tertawa seringkali berasal dari humor. Humor seringkali adalah rangkaian kebodohan yang dirangkai oleh kecerdasan. Saya masih selalu merasa salut untuk  para komedian sejati yang punya range pemikiran lebar. Merangkai cerita (apapun) jadi tak wajar, tapi tak juga berlebihan.

Kemacetan adalah salah satu hal yang wajar di Jakarta. Banyak hal yang dihasilkan dari macet. Esensinya sih, macet adalah resultan dr beberapa kebodohan kecil. Orang cerdas seringkali membungkusnya dalam cerita2 inspiratif di timeline social media, seperti twitter atau status facebook.  Bukan keinginan pencet klakson :P

Pencet klakson berarti memberi peringatan akan bahaya/kondisi tak ideal di sekitar. Bukan beritahu "saya adalah bahaya, saya tak ideal" :D

Esensinya, memencet klakson bertujuan untuk "mengganggu", membuat orang perhatian terhadap suatu hal. Bukan prpanjangan mulut sbnarnya :D

Jk ada 1 suara klakson, sjatinya ada 1 hal "gak beres".. jk ada 2 ya kelipatannya,dst. Bkn u/ brkomunikasi. Komunikasi mngarah ke keindahan.

Bagaimana cara meredam emosi saat diklaskon habis-habisan? Berikut tipsnya :D


  1. Anggap saja pnglakson baru dapat rejeki jadi orang kaya baru. Lagi pamerin klakson impornya
  2. Anggap ada kondisi darurat di blakang, kecipirit misalnya. Menghadapi kondisi darurat tak boleh panik. Santai saja
  3. "Mulutmu, klaksonmu". Beda orang beda mulut. Fungsi utamanya tetep untuk makan. Jika ada makanan sisa, berikan
  4. Bisa jadi balasan Tuhan krn kita dianggap berisik o/ alam. Menyatulah dengan alam, nikmati komunikasi dg semesta.
  5. Lanjutan no. 3, bisa kondisi darurat yg butuh pertolongan kita. Turun dari mobil, tnyakan, "Ada yg bisa saya bantu?"


Mungkin itu yang terjadi pada Munarman, kelima orang itu sebenarnya bantuin dia.. Wallohuallam bissawab

No comments: