Wednesday, November 11, 2009

Saat Jiwa Tak Ingin Disuap Realita..




Malam masih terlalu terang,
terlalu silau untuk menyelesaikan jadwal tugas-tugas yang merambat
di catatan kegiatan hari ini.

Secangkir kopi pun hanya mampu melembutkan dua helaan nafas
dikala melihat tema-tema baru, yang harus diselesaikan.

Keheningan malam ini terlalu bergemuruh untuk telinga yang sedang ingin mendapatkan suara nol desibel.

Apakah hanya aku yang mengalami, atau banyak dariku yang menatap pekerjaan seperti mengurus pengawal-pengawal pembuat aman...

Seringkali kita sendirian...namun tetap merasa suasana terlalu ramai ....padahal realitanya, kita sedang benar-benar sendiri...

Keheningan yang kita rasakan seringkali terasa ramai
Santainya kita seringkali terasa sibuk
Gelapnya ruang kadang terasa silau

Sepertinya gelombang otak masih berfluktuasi tajam dengan frekwensinya yang tinggi..
Butuh penenang yang lebih dahsyat dari sekedar keheningan dan ketenangan..
Butuh sebuah antitesis untuk menjadikan gelombang otak yang stabil...

Fluktuasi memang membuat hidup menjadi dinamis
Tapi kedinamisan itu kadang membuat kita hampa..
Sehingga kehampaan tetap tak terobati pada saat kita diam...


Realita yang menawarkan begitu banyak kesenangan, terkadang ditampik jiwa..
Jiwa hanya ingin keseimbangan yang memberi makna
bukan ketenangan yang berisi pertanyaan tanpa jawab

Ternyata hidup tak hanya berbuat.. tapi hidup adalah menjawab...
Seberapa sering kita berhasil memberikan jawaban.. di padatnya hidup kita?...
seberapa sering jawaban yang kita berikan..hanya kita jadikan sebagai santapan peliharaan harian kita..yaitu nafsu kita.. dan jawaban itu seakan bukan untuk hati kita sendiri...


nafsu.. kadang jadi peliharaan favorit kita..
kadang terlalu kuat mengawal kita...
hingga kita jauh dari realita....penikmat karya kita....pijakan hidup kita ...

*_*