Sunday, September 07, 2008

indigo superlative



Ustad tahu apa yang kau lakukan kemarin..
Ustad tahu apa yang kau pikirkan
Dan Ustad tahu engkau tak bisa berbuat karena bla bla bla..
..
Begitulah penggalan kalimat yang dilontarkan seorang "paranormal" yang membuka praktek refleksi kepada pasien-pasiennya... Di sebuah sudut di selasar-selasar ibukota.
..
Semuanya begitu meyakinkan. Setidaknya terlihat dari anggukan-anggukan sok pasti para pasiennya. Mereka menganggap ustad itu adalah representasi dari pikiran-pikiran mereka yang belum terjangkau oleh wawasan dan waktu mereka.
..
Semuanya terlihat pasti. Dari penyebutan akar masalah.. kenapa seseorang mengalami masalah.. apa yang harus diperbuat. Dan siapa yang harus dipersalahkan.
..
Kehadiranku di pojok ruang praktek sang ustad hanyalah sedikit hiburan untuk urbanis kritis yang membaca tulisan ini..
..
Bahwa kejadian itu adalah plot /kumpulan sikap dan penyikapan yang saling terkait, itu sudah kusadari sejak dulu. Yang membuat praktek "baca membaca" batin orang semakin menarik adalah tingkat kepercayaan diri sang "paranormal" yang begitu tinggi. Tinggi sekali malah. Sampai mereka merasa mampu menggerakkan orang untuk menganggukkan kepala mereka. Setidaknya untuk 1 dari 5 pernyataan yang mereka ungkapkan....
..
Teringat akan kemamputan anak-anak indigo.. yang memiliki kontrol indra yang sangat kuat dan kadang mampu mempengaruhi suasana sekitar. Mungkin itu yang "pak ustad" inginkan. Tapi ada satu hal yang mungkin tak terasa. Bahwa keinginan sangat berbeda dengan realita... Anak indigo bergerak dari realita.. dan pak ustad bergerak dari keinginannya untuk membuat orang terangguk-angguk,...seolah itu adalah realitanya..
..
Anak indigo mampu mengubah dunia.. dan paranormal tidak! Indonesia tidak berubah menjadi merdeka pada awal tahun 1900an padahal memiliki ribuan dukun.. tapi Indonesia bisa berubah oleh beberapa tokoh indigo (dan tentunya dibantu oleh orang-orang normal berkeinginan keras) yang kini mungkin namanya telah menjadi pahlawan...