Tuesday, May 09, 2006

Cihuy...Ketika Semua menjadi penting!



Sebuah pernyataan yang narsis bila kita masih menegaskan diri hidup di dalam jaman edan....yah betul, narsis. Narsis karena toh memang sekarang jaman edan...sehingga kita tak perlu mengulang keedanan itu di mulut kita... (Tetoongg!! mengulang kata e-d-a-n)....mengulang keedanan adalah sebuah kekonyolan...walau itu hanya dari mulut yang terucap..

Saat semua terasa konyol, maka semua tindakan serius terlihat seperti sebuah drama yang dipenuhi penonton-penonton yang skeptis, sehingga semua yang ada dipanggung terlihat tidak ideal....hoho,

Tak ada lagi posisi yang ideal dalam bersosialisasi. Semua ingin setara. Yap..betul, memang kesetaraan adalah bagian dari elemen keadilan. Tapi mungkin sebenarnya kesetaraan hanya diperlukan sebagai "pengikat" sebuah komunitas.

..tak lebih..dan tak kurang. ,…kesetaraan tak lebih dari “lem-nya” komunitas…


Mungkin hal itu lah penyebab dari kondisi edan suredan ini bisa terjadi. Semua individu merasa menjadi subjek, dan tidak berminat untuk menjadi objek. Semua individu ingin memainkan predikatnya...dan tidak ada yang ingin untuk memainkan predikat-predikat milik orang lain.. Semua ingin melakukan sesuai dengan caranya (predikatnya) sendiri, itu maksud saya.

Rasa keseteraan membuat setiap individu menjadi terasa terikat..dan keterikatan itu menjadi penting..shingga seolah keterikatan n berubah menjadi subjek bagi individu. Keterikatan menimbulkan rasa sakral yang bernama kebanggaan. Apabila individu telah bangga akan akan kesetaraannya, maka individu tersebut akan menjadi objek dari yang namanya kebanggaan. Dan ketika kondisi itu terjadi….Dhuar…maka dalam waktu yang tak lama lahir sebuah system. sistem adalah predikat yang mengatur objek untuk mengikatnya dalam sebuah rasa kebanggaan (yang telah berposisi sebagai subjek)….…..dan fantastiknya….yang membuat system adalah objek-objek individu itu sendiri…

Subjek-->Predikat--> Objek, adalah peristiwa yang dibilang aktif (kalo dalam kalimat disebut sebagai kalimat aktif), dan Objek-->Predikat -->Subjek, adalah sebuah peristiwa yang dibilan pasif...

Lalu siapakah yang harus menjadi Objek saat orang-orang orang berebut untuk menjadi subjek dan bersama-sama menempatkan diri menjadi objek dari sebuah aturan tertentu...

Hidup memang membutuhkan keseimbangan..
Hidup memang membutuhkan yin dan yang
Hidup memang membutuhkan Predikat..agar jelas posisi kita...agar jelas orang melihat kita....

Monday, May 01, 2006

MENYAMAR DI AIR KERUH



"Saya kira semua orang tahu, saya itu paling dekat dengan buruh. Saya tadi langsung terjun ke lapangan tapi menyamar tidak berpakaian seperti menteri," kata Erman di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/5/2006) malam........(sumber detik.com 1 mei 2006)


Jadi inget cerita raja-raja di buku dongeng...ketika raja sering menyamar di tengah rakyatnya ..agar mengetahui isi hati rakyatnya...
Kalo dibanding-bandingkan...rasanya agak geli juga... ada 2 hal yang membuat cerita Pak Mentri menjadi menggelikan..yang pertama ..dia bukan raja...dia adalah pembantu raja...pembantu raja saja sudah senang menyamar...lalu rajanya senang ngapain?....menghilang??..hehehe.... mudah-mudahan kejadian ini masuk daftar sentilan Republik BBM (Acara parodi politik di Indosiar)....

Hal yang kedua...apa perlu menyamar di jaman keterbukaan seperti ini?...ketika semua keinginan rakyat sudah terpampang besar sekaliii...1m x 6m untuk spanduk yang dibawa bawa para demonstran...atau yang lebih tragis lagi...baligo2 iklan rokok.."tanya-ken-apa" itu kan sebenarnya kan protes halus masyarakat juga...dan sangat sering kita dengar dan lihat....lah!!..kurang keras gimana coba..keinginan rakyat yang segitu dahsyatnya..masih ga di "mudheng"i sama para pamong itu...apakah mereka budeg?..sampe keinginan rakyat pun masih belum terdengar?...sampe harus menyamar segala untuk mendengar orang-orang yang berteriak agar derita mereka didengar..sedikiiiit saja......sedikiiiitt...saja...(jadi ingat dialog pelm 30 hari mencari cinta..saat nirina zubir marah ke pacarnya--rocker ketombean-- di pinggir kolam air mancur)..

Kalo dipikir terus...kayaknya ga akan ada gunanya...toh ngapain juga kita mikir hal-hal tolol dengan serius..sehingga dahi berkerut.....kecuali kita memang sedang berusaha untuk belajar menjadi bodoh....

Demo buruh hari Senin berakhir dengan sukses...demo hanya berlangsung sampai tengah hari..karena ada jaminan dari komisi IX DPR untuk tidak akan merevisi UU tenaga kerja....dan jalanan pun di sore hari lancar kembali..
Buruh bisa kembali dengan tenang ke rumahnya di pinggir-pinggir kota...
mereka tak tahu harus berkata apa lagi selain rasa syukur bisa bekerja dengan tenang...
seperti ikan yang berenang di air yang tenang di telaga... ..yg saling bercengkrama...

Nah, saya jadi ngebayangin hal indah.....Mungkin jika sang menteri bisa menyamar di keadaan tenang...dan bercengkrama dnegan buruh sehingga tau kebutuhan dan keprihatinan sang buruh... keadaannya mungkin bisa lebih antisipatif,komunikatif, dann iinteraktif...tdiak seperti sekarang yang defensif, masif, dan sok atraktif, seperti saat ini...(fffff….fuih…banyak f nya yak)

Bukan sang ikan yang membuat keruh...tapi manusia yang ingin memakan ikan-ikan lah yang mengeruhkan telaga.....